Di era digital seperti sekarang, kemampuan berpikir komputasional atau computational thinking semakin sering dibicarakan, terutama dalam dunia pendidikan dan teknologi. Banyak yang menganggapnya sebagai keterampilan esensial di abad ke-21, sejajar dengan membaca, menulis, dan berhitung. Tapi, apakah benar semua orang perlu mempelajarinya?
Dalam blog ini, kita akan membahas apa itu computational thinking, mengapa konsep ini penting, dan apakah ia hanya relevan bagi programmer atau juga bermanfaat bagi siapa saja, termasuk pelajar, pekerja kantoran, hingga pemilik bisnis?
Apa itu Computational Thinking
Computasional Thinking merupakan cara berfikir untuk menyelesaikan masalah dengan pendekatan ide dan konsep ilmu komputer. Cara berfikir ini dilakukan dengan menguraikan setiap masalah menjadi beberapa 4 bagian atau tahapan yaitu Dekomposisi, Pengenalan Pola, Abstraksi dan Algoritma.
Pentingkah Mempelajarinya?
Menurut Jeanette M. Wing computational thinking sebagai metode dan keterampilan universal yang dapat digunakan oleh semua orang. Wing memiliki visi bahwa setiap orang (bukan hanya mereka yang berkecimpung di bidang ilmu komputer), dapat memperoleh manfaat dari berpikir secara komputasi.
Manfaat yang didapat
- Dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang sederhana dan efektif
- Dapat melatih berfikir logis, kreatif dan terstruktur
- Dapat merumuskan masalah dan menguraikannya menjadi bagian - bagian kecil yang mudah untuk diselesaikan
Selain itu, setelah mempelajari dan menerapkan computational thinking, kamu menjadi pribadi yang lebih sistematis, logis, kreatif dalam memecahkan masalah, serta mampu berpikir analitis dan adaptif dalam berbagai situasi.
4 Tahapan
Dekomposisi (Decomposition)
Pada tahapan ini memecah masalah kompleks menjadi bagian kecil dan sederhana.
Contoh: Jika ingin membuat aplikasi e-commerce, kamu bisa membagi tugas menjadi beberapa bagian seperti pengelolaan produk, sistem pembayaran, dan tampilan antarmuka.
Pengenalan Pola (Pattern recognition)
Pada tahap ini, kamu mencari pola atau kesamaan dalam suatu masalah agar bisa menemukan solusi yang lebih efisien.
Contoh: Jika setiap sore langit mendung lalu turun hujan, kamu bisa mengenali pola ini dan mempersiapkan payung sebelum keluar rumah.
Abstraksi (Abstraction)
Abstraksi berarti mengambil inti permasalahan dengan mengabaikan detail yang tidak relevan, sehingga bisa fokus pada hal-hal yang penting.
Contoh: Saat mencatat, kamu tidak menulis ulang seluruh isi buku, tetapi hanya poin-poin penting yang relevan untuk dipahami dan diingat.
Algoritma (Algorithm)
Tahap ini adalah menyusun langkah-langkah atau aturan sistematis untuk menyelesaikan masalah, sehingga bisa dilakukan secara otomatis atau berulang.
Contoh: Saat memasak mi instan: rebus air, masukkan mi, tunggu beberapa menit, tiriskan, campur dengan bumbu, lalu sajikan. Selama mengikuti urutan yang benar, hasilnya akan selalu sama.
Studi Kasus
Ayo selesaikan masalah ini bersama - sama. Mungkin kamu punya penyelesaian dengan caramu sendiri. Berikut studi kasusnya.
Masalah
Kamu adalah seorang ketua panitia yang bertanggung jawab mengorganisir acara pentas seni di sekolah. Acara ini melibatkan banyak aspek, seperti menentukan jadwal, mengatur peserta, menyediakan peralatan, dan memastikan acara berjalan lancar.
Penyelesaian
Dekomposisi
Tahapan ini memecah masalah menjadi bagian kecil.
- Membentuk panitia berdasarkan bidang seperti konsumsi, perlengkapan, dokumentasi, dan keamanan.
- Membuat daftar kebutuhan seperti tempat, perlengkapan panggung, dan daftar peserta.
- Menjadwalkan rapat koordinasi untuk memastikan setiap tim bekerja sesuai tugasnya.
Pengenalan Pola
Tahapan ini menemukan kesamaan pola masalah.
- Struktur panitia selalu diperlukan dalam acara besar
- Persiapan teknis dan logistik sering menjadi tantangan utama
- Masalah keterlambatan panitia sering terjadi, sehingga perlu dibuat sistem absensi atau sanksi agar semua panitia hadir tepat waktu.
- Komunikasi antar-panitia yang buruk bisa menghambat kelancaran acara.
Abstraksi
Tahapan ini hanya mengambil inti masalah saja.
- Masalah utama: bagaimana memastikan panitia bekerja efektif sesuai tugasnya.
- Hal yang bisa diabaikan: detail kecil seperti warna dekorasi jika tidak mempengaruhi kelancaran acara.
Algoritma
- Membentuk panitia sesuai bidang tugas.
- Menyusun daftar kebutuhan dan anggaran.
- Membuat rundown acara secara rinci.
- Melakukan koordinasi dan gladi resik.
- Menjalankan acara sesuai rencana.
- Melakukan evaluasi setelah acara selesai.
Mungkin itu saja yang bisa saya bagikan semoga kamu bisa memahami dan menerapkan computational thingking. Semoga bermanfaat.
Sumber
Dicoding, Rony Setiawan. (2021, 06 Oktober). Kenali Apa Itu Computational Thinking. https://www.dicoding.com/blog/apa-itu-computational-thinking/
Dicoding, Tia Dwi Setiani. (2022, 26 November). Kuasai Computational Thinking, Skill Penting Era Digital. https://www.dicoding.com/blog/kuasai-computational-thinking-skill-penting-era-digital/